Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘Uncategorized’ Category

Daftar Hewan (Burung) Langka dan Terancam Punah

Daftar hewan (binatang) berkelas burung (aves) yang langka dan terancam punah di Indonesia tidak sedikit. Secara ilmiah burung digolongkan dalam hewan kelas aves yang terdapat sekitar belasan ribu spesies di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri terdapat sedikitnya 1.500 jenis burung. Dari jumlah tersebut tidak sedikit yang terdaftar dalam kategori terancam punah (Critically endangered) bahkan sangat terancam punah (Endangered).

Kritis (Critically endangered) adalah status konservasi yang diberikan terhadap spesies yang memiliki risiko besar akan menjadi punah di alam liar (Extinct in the wild; EW) atau akan sepenuhnya punah (Extinct; EX) dalam waktu dekat. Sedangkan status terancam (Endangered) adalah spesies yang berada dalam risiko kepunahan karena jumlahnya sedikit, maupun terancam punah akibat perubahan kondisi alam atau hewan pemangsa.

Sedikitnya saya mendapati 18 spesies burung Indonesia yang masuk dalam kategori “Sangat Terancam Punah” dan 31 spesies burung Indonesia yang tergolong dalam kategori “Terancam Punah”. Daftar binatang (hewan) ini belum termasuk yang dikategorikan sebagai “Rentan” yang daftarnya berlipat panjangnya.

Daftar Hewan (Burung) Berstatus Kritis (Critically endangered; CR)

Berikut adalah daftar hewan dari kelas aves (burung) yang ada di Indonesia dan dikategorikan oleh Redlist IUCN dalam status “Critically endangered” (Kritis; CR) atau sangat terancam punah. Status Kritis berada di bawah status EW dan EX. Daftar burung langka itu antara lain:

  1. Anis Bentet Sangihe (Colluricincla sanghirensis)
  2. Celepuk Siau (Otus siaoensis); sejenis Burung Hantu
  3. Cikalang Christmas (Fregata andrewsi)
  4. Dara Laut China (Sterna bernsteini)
  5. Elang Flores (Spizaetus floris)
  6. Gagak Banggai (Corvus unicolor)
  7. Ibis Karau (Pseudibis davisoni)
  8. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)
  9. Kacamata Sangihe (Zosterops nehrkorni)
  10. Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea)
  11. Kehicap Boano (Monarcha boanensis)
  12. Merpati Hutan Perak (Columba argentina)
  13. Perkici Buru (Charmosyna toxopei)
  14. Punai Timor (Treron psittaceus)
  15. Seriwang Sangihen (Eutrichomyias rowleyi)
  16. Sikatan Aceh (Cyornis ruckii)
  17. Trulek Jawa (Vanellus macropterus)
  18. Tokhtor Sumatera (Carpococcyx viridis)

Daftar Hewan (Burung) Berstatus Terancam (Endangered; EN)

Berikut adalah daftar hewan dari kelas aves (burung) yang ada di Indonesia dan dikategorikan oleh Redlist IUCN dalam status “Endangered” (Terancam; ER) atau terancam punah. Status “Terancam” berada di bawah status “Kritis” (CR). Daftar burung langka itu antara lain:

  1. Angsa Batu Christmas (Papasula abbotti)
  2. Bangau Storm (Ciconia stormi)
  3. Berkik Gunung Maluku (Scolopax rochussenii)
  4. Burung Madu Sangihe (Aethopyga duyvenbodei)
  5. Celepuk Flores (Otus alfredi); sejenis Burung Hantu
  6. Celepuk Biak (Otus beccarii); sejenis Burung Hantu
  7. Delimukan Wetar (Gallicolumba hoedtii)
  8. Elang Jawa (Spizaetus bartelsi)
  9. Gagak Flores (Corvus florensis)
  10. Jalak Putih (Sturnus melanopterus)
  11. Kasturi Ternate (Lorius garrulus)
  12. Kehicap Biak (Monarcha brehmii)
  13. Kehicap Flores (Monarcha sacerdotum)
  14. Kehicap Tanah Jampea (Monarcha everetti)
  15. Kuau Kerdil Kalimantan (Polyplectron schleiermacheri)
  16. Kowak Jepang (Gorsachius goisagi)
  17. Luntur Gunung (Apalharpactes reinwardtii)
  18. Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo)
  19. Mandar Talaud (Gymnocrex talaudensis)
  20. Mentok Rimba (Cairina scutulata)
  21. Nuri Talaud (Eos histrio)
  22. Opior Buru (Madanga ruficollis)
  23. Pergam Timor (Ducula cineracea)
  24. Punai Timor (Treron psittaceus)
  25. Pterodroma baraui
  26. Serak Taliabu (Tyto nigrobrunnea); sejenis Burung Hantu
  27. Serindit Flores (Loriculus flosculus)
  28. Serindit Sangihe (Loriculus catamene)
  29. Sikatan Lompobattang (Ficedula bonthaina)
  30. Sikatan Matinan (Cyornis sanfordi)

Read Full Post »

Budidaya Tanaman Anggrek

Sumber : http://www.deptan.go.id/ditlinhorti/

A. ASPEK LINGKUNGAN

Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada pohon dan ranting-ranting tanaman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti : pemupukan, penyiraman serta pengendalian OPT.

Pada umumnya anggrek-anggrek yang dibudidayakan memerlukan temperatur 28 + 2° C dengan temperatur minimum 15° C. Anggrek tanah pada umumnya lebih tahan panas dari pada anggrek pot. Tetapi temperatur yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar antara 60–85%. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara lain untuk menghindari penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam hari kelembaban dijaga agar tidak terlalu tinggi, karena dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas muda. Oleh karena itu diusahakan agar media dalam pot jangan terlampau basah. Sedangkan kelembaban yang sangat rendah pada siang hari dapat diatasi dengan cara pemberian semprotan kabut (mist) di sekitar tempat pertanaman dengan bantuan sprayer.

Berdasarakan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh. Kecuali pada anggrek jenis Dendrobium sp. yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Contoh dari anggrek tipe simpodial antara lain : Dendrobium sp., Cattleya sp., Oncidium sp. dan Cymbidium sp. Anggrek tipe simpodial pada umumnya bersifat epifit.

Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh titik tumbuh yang terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang. Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda sp., Arachnis sp., Renanthera sp., Phalaenopsis sp., dan Aranthera sp.

Habitat tanaman anggrek dibedakan menjadi 4 kelompok sebagai berikut :

  • Anggrek epifit, yaitu anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari cahaya matahari, misalnya Cattleya sp. memerlukan cahaya +40%, Dendrobium sp. 50–60%, Phalaenopsis sp. + 30 %, dan Oncidium sp. 60 – 75 %.
  • Anggrek terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung, misalnya Aranthera sp., Renanthera sp., Vanda sp. dan Arachnis sp.
    Tanaman anggrek terestrial membutuhkan cahaya matahari 70 – 100 %, dengan suhu siang berkisar antara 19 – 380C, dan malam hari 18–210C. Sedangkan untuk anggrek jenis Vanda sp. yang berdaun lebar memerlukan sedikit naungan.
  • Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu-batuan, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh, misalnya Dendrobium phalaenopsis.
  • Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering, serta membutuhkan sedikit cahaya matahari, misalnya Goodyera sp.

Pages: 1 2 3 4 5 6

Read Full Post »

Pendidikan anak usia dini

Read Full Post »

Seni rupa Islam

Read Full Post »

Indonesia

Read Full Post »

Politik Indonesia

Read Full Post »

Kesehatan Reproduksi Remaja

Read Full Post »

Artikel Pelajaran Komputer

Read Full Post »

kebersihan lingkungan di sekolah

Read Full Post »

BIOTEKNOLOGI MIKROBA UNTUK PERTANIAN ORGANIK

Read Full Post »

Older Posts »